Saturday, February 20, 2010

Hans Christian Andersen : Raja Dongeng Sepanjang Abad

Hans Christian Andersen
Si Miskin yang Jadi Raja Dongeng
Hans Christian Andersen, begitulah nama panjangnya. Pasti semua orang tahu, namanya berada di buku-buku dongeng terkenal. Salah satunya, gadis penjual korek api. Namun, orang Denmark sendiri terbiasa menyingkat namanya dengan H.C Andersen. Memang, H.C. Andersen adalah pengarang kebanggaan Denmark, awal abad ke-19. Bahkan, H.C. Andersen telah menjelma menjadi pengarang dunia. Betapa dongeng-dongeng dan cerita karyanya amat termasyur dan telah diterjemahkan ke dalam 150 bahasa. Dan, juga pasti pernah menikmati karya yang sangat memikat dan penuh haru.
Keluarga Miskin
Hans Christian Andersen lahir di Odense, Denmark, 2 April 1805. Kampung kelahirannya yang terletak di selatan Denmark itu merupakan daerah miskin dan kumuh. Ayahnya, Hans Andersen, sehari-hari bekerja sebagai tukang sepatu. Sang Ibu, Anne Marie Andersdatter, hanyalah seorang buruh cuci.
Andersen memang berasal dari keluarga miskin. Meskipun serba kekurangan dan sekolahnya pun kacau, Andersen mendapat perhatian yang cukup dari kedua orang tuanya. Ayahnya sering mendongeng dan memperkenalkan aneka mainan dan cerita rakyat kepada Andersen.
Sering Disangka Perempuan
Sejak kecil, Andersen tumbuh sebagai pribadi yang lembut. Begitu lembutnya, sampai-sampai ia sering disangka sebagai anak perempuan. Kebetulan, ia juga amat gemar menyanyi dan menari balet. Di usia 14, ia pindah ke Kopenhagen, ibu kota Denmark dan bergabung dalam sebuah kelompok teater. Ia sempat tampil sebagai penyanyi sopran (bersuara mirip perempuan).
Rupanya, penampilan Andersen yang lemah gemulai itu membuat dirinya sering menjadi bahan olok-olok. Kemudian, ia tak lagi menari dan menyanyi. Kelembutan pribadinya dan kemiskinan hidup keluarganya, ternyata justru menjadi ide bagi Andersen untuk menjadi penyanyi dan pengarang cerita.
Menulis dan Berkelana
Beruntung Andersen bertemu dengan Raja Denmark, Frederik VI. Sang Raja berkenan memberikan kesempatan kepada Andersen untuk belajar bahasa dan berkelana ke manca negara. Andersen tak menyia-nyiakan kesempatan emas itu. Ia pun berkelana ke Prancis, Swedia, Spanyol, Portugal, Italia, bahkan hingga Timur Tengah.
Andersen juga berteman dengan pengarang-pengarang hebat, seperti Viktor Hugo, Alexandre Dumas, dan Charles Dickens. Ia pun mukarya H.C.Andersen secara lengkap. Apa pun kaya Andersen akan didokumentasikan melalui penerbitan buku. lai giat menulis.
Pasti semua pembaca sudah pernah membaca dongengnya yang sangat terkenal, antara lain Gadis Penjual Korek Api, Putri Duyung, Ratu Salju, Si Itik Kecil Buruk Rupa, dan sebagainya.
Museum Penuh Kenangan
Sejak tahun 1908, di Odense, Denmark berdiri Museum H.C.Andersen sebagai bentuk persembahan bagi pengarang besar itu. Di dalam museum itu terdapat ruang khusus yang menyimpan berbagai peninggalan H.C.Andersen. Karya-karya tersebut tidak hanya menampilkan dalam bentuk cetakan, tetapi ada juga yang masih berupa naskah asli coretan tangannya.
Museum ini sungguh penuh kenangan karena merupakan bekas rumah Andersen. Rumah tersebut telah dipugar dengan sangat bagusnya untuk memperingati 200 tahun Andersen, yang jatuh pada tahun 2005 lalu. Para pengunjung dapat membeli berbagai cendera mata dan buku-buku karya Andersen di toko-toko di sekitar museum.
Penerbitan Karya Lengkap
Saat ini, sejumlah penerbit di Denmark sedang terus menangani penerbitan buku-buku karya H.C.Andersen secara lengkap. Apa pun karya Andersen akan didokumentasikan melalui penerbitan buku. Ternyata, karya Andersen memang banyak sekali. Maklum, Andersen yang meninggal pada tanggal 4 Agustus 1875 adalah seorang pengarang yang sangat produktif.
Bayangkan, seluruh karya Andersen ada 18 volume atau sekitar 9000 halaman. Terdiri dari puisi, dongeng, novel, kisah pelajaran, dan otobiografi (riwayat hidupnya sendiri). Memang selama ini, dongeng-dongengnya yang paling dikenal di seluruh muka bumi. H.C. Andersen, si miskin yang jadi raja dongeng, sepanjang abad.
(sumber : Majalah Bobo)

No comments:

Post a Comment